Sebagaimana Habib Umar bin Hafidh meriwayatkan bahwa kita diperintahkan untuk menghafalkan silsilah Nabi Muhammad SAW itu sampai Adnan (Lehuluhur ke-21), berikut kami uraikan sekelumit biografi singkat leluhur beliau dari ayahnya hingga Adnan..
(Lihat coment, semoga anda diberi kesabaran dalam membacanya dengan rasa cinta kepada beliau)
(Lihat coment, semoga anda diberi kesabaran dalam membacanya dengan rasa cinta kepada beliau)
Rasulullah SAW adalah Muhammad SAW bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ayy bin Ghalib bin Fihir bin Malik bin Nadhor bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrika bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan, terus nasabnya menyambung kepada Nabi Ibrahim AS. Di bawah ini akan diuraikan sekelumit manaqib singkat leluhur-leluhur Rasulullah SAW dari ayahnya hingga Adnan, karena hanya sampai Adnan nasab Rasulullah SAW yang dishahihkan oleh Ahli Hadits.
1. Abdullah bin Abdul Muthalib
Dialah manusia mulia yang menurunkan putra yang maha mulia. Ia merupakan putra kesayangan ayahnya. Ia menikah dengan Aminah binti Wahhab pada usia 25 tahun, namun pada usia itu juga ia wafat di Madinah. Ketika itu Rasulullah SAW berusia dua atau tiga bulan dalam kandungan ibunya. Abdullah ibarat Nabi Ismail bagi Nabi Ibrahim. Dia juga pernah hendak dikurbankan oleh ayahnya atas perintah Allah, sebagaimana Nabi Ismail akan dikurbankan oleh ayahnya atas perintah Allah. Namun perintah pengurbanan itu semuanya telah tergantikan oleh keikhlasan mereka dalam menjalankan ujian dari Allah. Abdullah tidak jadi dikurbankan karena tingkat keikhlasan dari dia maupun ayahnya telah mencapai derajat yang dikehendaki Allah. Jika Nabi Ismail ditebus oleh seekor Kibasy dari surga, maka Abdullah ditebus dengan 100 ekor unta. Darinya inilah lahir seorang Nabi Ahir Zaman, pemberi rahmat bagi seluruh alam, dialah Muhammad SAW bin Abdullah, semoga shalawat, rahmat dan keselamatan tercurah kepada beliau dan semua jalur leluhur beliau.
Dialah manusia mulia yang menurunkan putra yang maha mulia. Ia merupakan putra kesayangan ayahnya. Ia menikah dengan Aminah binti Wahhab pada usia 25 tahun, namun pada usia itu juga ia wafat di Madinah. Ketika itu Rasulullah SAW berusia dua atau tiga bulan dalam kandungan ibunya. Abdullah ibarat Nabi Ismail bagi Nabi Ibrahim. Dia juga pernah hendak dikurbankan oleh ayahnya atas perintah Allah, sebagaimana Nabi Ismail akan dikurbankan oleh ayahnya atas perintah Allah. Namun perintah pengurbanan itu semuanya telah tergantikan oleh keikhlasan mereka dalam menjalankan ujian dari Allah. Abdullah tidak jadi dikurbankan karena tingkat keikhlasan dari dia maupun ayahnya telah mencapai derajat yang dikehendaki Allah. Jika Nabi Ismail ditebus oleh seekor Kibasy dari surga, maka Abdullah ditebus dengan 100 ekor unta. Darinya inilah lahir seorang Nabi Ahir Zaman, pemberi rahmat bagi seluruh alam, dialah Muhammad SAW bin Abdullah, semoga shalawat, rahmat dan keselamatan tercurah kepada beliau dan semua jalur leluhur beliau.
2. Abdul Muthalib bin Hasyim
Nama aslinya adalah Syaibah. Ia masih kecil ketika ayahnya wafat. Ia lahir dan tumbuh besar di Madinah di bawah bimbingan ibundanya. Ketika bersia sekitar 14 tahun, pamannya yang bernama Muthalib (yang kala itu menjadi pemimpin Makkah), membawanya ke Makkah untuk dididik menjadi seorang pemimpin. Ketika mereka berdua memasuki kota Makkah, orang-orang menyangka bahwa Muthalib sedang membawa seorang budak (yaitu Syaibah), sehingga mereka menyebut kakek Rasulullah SAW itu dengan panggilan Abdul Muthalib (budaknya Muthalib).Muthalib kemudian menjelaskan perihal siapa sebenarnya Syaibah, yang merupakan putra dari pemimpin mereka sebelumnya. Mengetahui hal itu, penduduk Makkah merasa malu dan menaruh hormat padanya, namun panggilan Abdul Muthalib telah melekat pada diri Syaibah, hingga dalam sejarah ia lebih dikenal dengan nama Abdul Muthalib. Setelah dewasa, ia kemudian menjadi pemimpin Makkah dalam waktu yang cukup lama, sehingga ia mampu menjumpai cucunya yang agung, Muhammad SAW bin Abdullah bin Abdul Muthalib. Abdul Muthalib jugalah yang kemudian menemukan kembali sumur Zam-zam setelah sebelumnya terkubur pada masa Fihir bin Malik.
Nama aslinya adalah Syaibah. Ia masih kecil ketika ayahnya wafat. Ia lahir dan tumbuh besar di Madinah di bawah bimbingan ibundanya. Ketika bersia sekitar 14 tahun, pamannya yang bernama Muthalib (yang kala itu menjadi pemimpin Makkah), membawanya ke Makkah untuk dididik menjadi seorang pemimpin. Ketika mereka berdua memasuki kota Makkah, orang-orang menyangka bahwa Muthalib sedang membawa seorang budak (yaitu Syaibah), sehingga mereka menyebut kakek Rasulullah SAW itu dengan panggilan Abdul Muthalib (budaknya Muthalib).Muthalib kemudian menjelaskan perihal siapa sebenarnya Syaibah, yang merupakan putra dari pemimpin mereka sebelumnya. Mengetahui hal itu, penduduk Makkah merasa malu dan menaruh hormat padanya, namun panggilan Abdul Muthalib telah melekat pada diri Syaibah, hingga dalam sejarah ia lebih dikenal dengan nama Abdul Muthalib. Setelah dewasa, ia kemudian menjadi pemimpin Makkah dalam waktu yang cukup lama, sehingga ia mampu menjumpai cucunya yang agung, Muhammad SAW bin Abdullah bin Abdul Muthalib. Abdul Muthalib jugalah yang kemudian menemukan kembali sumur Zam-zam setelah sebelumnya terkubur pada masa Fihir bin Malik.
Pada masa kepemimpinannya juga terjadi penyerangan Makkah oleh pasukan bergajah untuk merobohkan Ka’bah. Ia menikah dengan beberapa wanita, diantara dengan Fathimah binti Amir bin Aidz bin Imran bin Makhzum bin Yaqadzah bin Murrah (nenek Rasulullah SAW). Ia mempunyai 13 orang anak laki-laki dan enam orang anak perempuan. Mereka adalah Abdullah (ayah Rasulullah SAW), Harits, Qustam, Zubair, AbuThalib (Abdu Manaf), Hamzah, Abbas, Abu Lahab (Abdu Uzza), Abdu Ka’bah, Hajal (Mughirah), Dhirar, Muqawwam dan Ghaidaq. Sedangkan anak-anak perempuannya adalah Shafiyyah, Atikah, Arwa, Umaimah, Barrah dan Ummu Hakim (Baidha). Setelah kewafatan Abdul Muthalib, kepemimpinan Makkah dipegang oleh Abu Thalib, dan setelah Abu Thalib wafat, kepemimpinan Makkah direbut oleh Bani Umayyah dibawah pimpinan Abu Sufyan bin Harb.
3. Hasyim bin Abdu Manaf
Dialah seorang pemimpin yang mampu melepaskan kaumnya dari ancaman kelaparan yang kala itu menghantui kota Makkah. Karenanya masyarakat Makkah amat mencintainya, hingga hal itu menimbulkan iri hati dari kabilah sepupunya, yaitu Bani Umayyah. Namun Allah menghendaki ia untuk tetap memimpin Makkah karena keutamaan yang ia dapat dari kemuliaan Nur Muhammad. Dia menikah dengan seorang wanita mulia dari Madinah, Salma binti Amir Annajariyyah. Dia mempunyai sembilan anak, mereka adalah adalah Abdul Muthalib (kakek Rasulullah SAW), Asad (kakek Ali bin Abu Thalib dari fihak ibu), Abu Saifi, Nadla, Syifa, Khalida, Da’ifa, Ruqayyah dan Jannah. Setelah kewafatannya, kepemimpinan Makkah dipegang oleh adiknya yang bernama Muthalib. Hingga ketika anaknya yang bernama Abdul Muthalib besar, kepemimpinannya diserahkan kepada Abdul Muthalib. Darinya lahirlah Rasulullah SAW.
Dialah seorang pemimpin yang mampu melepaskan kaumnya dari ancaman kelaparan yang kala itu menghantui kota Makkah. Karenanya masyarakat Makkah amat mencintainya, hingga hal itu menimbulkan iri hati dari kabilah sepupunya, yaitu Bani Umayyah. Namun Allah menghendaki ia untuk tetap memimpin Makkah karena keutamaan yang ia dapat dari kemuliaan Nur Muhammad. Dia menikah dengan seorang wanita mulia dari Madinah, Salma binti Amir Annajariyyah. Dia mempunyai sembilan anak, mereka adalah adalah Abdul Muthalib (kakek Rasulullah SAW), Asad (kakek Ali bin Abu Thalib dari fihak ibu), Abu Saifi, Nadla, Syifa, Khalida, Da’ifa, Ruqayyah dan Jannah. Setelah kewafatannya, kepemimpinan Makkah dipegang oleh adiknya yang bernama Muthalib. Hingga ketika anaknya yang bernama Abdul Muthalib besar, kepemimpinannya diserahkan kepada Abdul Muthalib. Darinya lahirlah Rasulullah SAW.
4. Abdu Manaf bin Qushay
Nama aslinya adalah Mughirah. Dialah yang dipilih ayahnya sebagai penggantinya. Dia merupakan seorang yang lemah lembut dan penyayang. Iamempunyai empat
orang anak yang semuanya menjadi penghulu bagi kabilah-kabilah besar bangsa Quraisy. Mereka adalah Hasyim (penghulu Bani Hasyim), Abdu Syams (penghulu Bani Abdu Syams, darinya menurunkan kabilah Umayyah, kabilahnya Utsman bin Affan), Muthalib (penghulu kabilah Muthalib, kabilahnya Imam Syafi’i yang sama-sama membela Rasulullah SAW ketika beliau diboikot oleh kaum kuffar Quraisy) dan Naufal (penghulu Bani Naufal). Dari semua anak-anaknya itu, akhirnya Abdu Manaf menurunkan kepemimpinannya kepada Hasyim. Dari keturunannya itulah lahir Rasulullah SAW.
Nama aslinya adalah Mughirah. Dialah yang dipilih ayahnya sebagai penggantinya. Dia merupakan seorang yang lemah lembut dan penyayang. Iamempunyai empat
orang anak yang semuanya menjadi penghulu bagi kabilah-kabilah besar bangsa Quraisy. Mereka adalah Hasyim (penghulu Bani Hasyim), Abdu Syams (penghulu Bani Abdu Syams, darinya menurunkan kabilah Umayyah, kabilahnya Utsman bin Affan), Muthalib (penghulu kabilah Muthalib, kabilahnya Imam Syafi’i yang sama-sama membela Rasulullah SAW ketika beliau diboikot oleh kaum kuffar Quraisy) dan Naufal (penghulu Bani Naufal). Dari semua anak-anaknya itu, akhirnya Abdu Manaf menurunkan kepemimpinannya kepada Hasyim. Dari keturunannya itulah lahir Rasulullah SAW.
5. Qushay bin Kilab
Dialah orang yang paling dibanggakan oleh bangsa Quraisy, yang banyak dipakai sebagai washilah dan dijadikan simbol bagi kebesaran kaumnya. Dialah seorang pemberani yang kembali merebut kepemimpinan kota Makkah dan kepengurusan Ka’bah dari orang-orang Khuza’ah. Dia juga merupakan orang yang pertama kali mampu mengumpulkan 12 bangsa keturunan Nabi Ismail yang telah terpencar ke berbagai negeri, sehingga ia disebut Mujammi yang artinya pengumpul. Nama aslinya adalah Zaid, disebut Qushay karena ia pernah berkelana ke kawasan Qudha’ah, yaitu sebuah daerah terpencil di ujung kota Makkah untuk berkhalwat, namun kemudian Allah menggerakan hatinya untuk kembali pulang ke Makkah. Ibunya bernama Fathimah bin Sa’ad bin Sahal, sedangkan istrinya adalah seorang putri dari pemimpin Bani Khuza’ah, Hubayya binti Hulail bin Hubasya. Dengan pernikahan ini maka bersatulah dua bangsa besar, yaitu Quraisy dan Khuza’ah yang sebelumnya bertentangan. Ia mempunyai empat orang anak, mereka adalah Abdu Daar (penghulu kabilah Bani Abdari), Abdu Uzza (menurunkan kabilah Al Asadi, kabilahnya Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abdu Uzza), Abdu Qushay dan Abdu Manaf (penghulu Bani Abdu Manaf). Anak yang terakhir inilah yang kemudian meneruskan kepemimpinan ayahnya. Dari keturunannya lahirlah Rasulullah SAW.
Dialah orang yang paling dibanggakan oleh bangsa Quraisy, yang banyak dipakai sebagai washilah dan dijadikan simbol bagi kebesaran kaumnya. Dialah seorang pemberani yang kembali merebut kepemimpinan kota Makkah dan kepengurusan Ka’bah dari orang-orang Khuza’ah. Dia juga merupakan orang yang pertama kali mampu mengumpulkan 12 bangsa keturunan Nabi Ismail yang telah terpencar ke berbagai negeri, sehingga ia disebut Mujammi yang artinya pengumpul. Nama aslinya adalah Zaid, disebut Qushay karena ia pernah berkelana ke kawasan Qudha’ah, yaitu sebuah daerah terpencil di ujung kota Makkah untuk berkhalwat, namun kemudian Allah menggerakan hatinya untuk kembali pulang ke Makkah. Ibunya bernama Fathimah bin Sa’ad bin Sahal, sedangkan istrinya adalah seorang putri dari pemimpin Bani Khuza’ah, Hubayya binti Hulail bin Hubasya. Dengan pernikahan ini maka bersatulah dua bangsa besar, yaitu Quraisy dan Khuza’ah yang sebelumnya bertentangan. Ia mempunyai empat orang anak, mereka adalah Abdu Daar (penghulu kabilah Bani Abdari), Abdu Uzza (menurunkan kabilah Al Asadi, kabilahnya Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abdu Uzza), Abdu Qushay dan Abdu Manaf (penghulu Bani Abdu Manaf). Anak yang terakhir inilah yang kemudian meneruskan kepemimpinan ayahnya. Dari keturunannya lahirlah Rasulullah SAW.
6. Kilab bin Murrah
Dia seorang yang berakhlak lembut dan senantiasa mengangis karena takut kepada Allah. Pada masanya inilah kota Makkah dan kepengurusan Ka’bah direbut oleh kaum Khuza’ah di bawah pimpinan Hulail bin Hubasya. Namun kemudian anaknya yang bernama Qushay mampu merebut kembali kota Makkah dan Ka’bah dari kaum Khuza’ah. Kilab bin Murrah dikaruniai dua orang anak yang keduanya sama-sama memiliki cahaya Nur Muhammad, yaitu Zuhrah dan Qushay. Zuhrah adalah penghulu kabilah Bani Zuhri, darinya lahirlah ibunda Rasulullah SAW, Aminah binti Wahhab bin Abdu Manaf bin Zuhrah. Sedangkan dari Qushay lahir ayah Rasulullah SAW. Cahaya keduanya kemudian dipersatukan dalam diri Rasulullah SAW.
Dia seorang yang berakhlak lembut dan senantiasa mengangis karena takut kepada Allah. Pada masanya inilah kota Makkah dan kepengurusan Ka’bah direbut oleh kaum Khuza’ah di bawah pimpinan Hulail bin Hubasya. Namun kemudian anaknya yang bernama Qushay mampu merebut kembali kota Makkah dan Ka’bah dari kaum Khuza’ah. Kilab bin Murrah dikaruniai dua orang anak yang keduanya sama-sama memiliki cahaya Nur Muhammad, yaitu Zuhrah dan Qushay. Zuhrah adalah penghulu kabilah Bani Zuhri, darinya lahirlah ibunda Rasulullah SAW, Aminah binti Wahhab bin Abdu Manaf bin Zuhrah. Sedangkan dari Qushay lahir ayah Rasulullah SAW. Cahaya keduanya kemudian dipersatukan dalam diri Rasulullah SAW.
7. Murrah bin Ka’ab
Dia adalah pemilik cahaya dari keagungan Nur Muhammad, yang menjaga kemurnian aqidah kaumnya. Semasa hidupnya ia senantiasa mengajak kaumnya untuk kembali kepada ajaran Tauhid yang dibawa oleh datuknya, Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Dia mempunyai tiga orang anak yang kesemuanya menurunkan kabilah-kabilah besar di
kota Makkah. Anak pertama bernama Taim bin Murrah, yang keturunannya disebut Bani Taim, yaitu kabilahnya Abu Bakar Ash Shiddiq bin Abu Quhafah (Utsman) bin Amir bin Amar bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim. Anak kedua bernama Yaqadzah bin Murrah. Ia kemudian mempunyai anak bernama Makhzum, yang disebut Bani Makhzum, sebuah kabilah yang terdiri dari orang-orang kaya di Makkah. Diantara keturunannya adalah Ummul Mu’minin Hindun binti Umayyah bin Mughirah bin Abdullah bin Umar bin Makhzum, yang dikenal dengan nama Ummu Salamah. Anak ketiga bernama Kilab bin Murrah yang menurunkan banyak kabilah dan memiliki segala kemuliaan yang terhormat. Dari keturunannya lahirlah Rasulullah SAW.
Dia adalah pemilik cahaya dari keagungan Nur Muhammad, yang menjaga kemurnian aqidah kaumnya. Semasa hidupnya ia senantiasa mengajak kaumnya untuk kembali kepada ajaran Tauhid yang dibawa oleh datuknya, Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Dia mempunyai tiga orang anak yang kesemuanya menurunkan kabilah-kabilah besar di
kota Makkah. Anak pertama bernama Taim bin Murrah, yang keturunannya disebut Bani Taim, yaitu kabilahnya Abu Bakar Ash Shiddiq bin Abu Quhafah (Utsman) bin Amir bin Amar bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim. Anak kedua bernama Yaqadzah bin Murrah. Ia kemudian mempunyai anak bernama Makhzum, yang disebut Bani Makhzum, sebuah kabilah yang terdiri dari orang-orang kaya di Makkah. Diantara keturunannya adalah Ummul Mu’minin Hindun binti Umayyah bin Mughirah bin Abdullah bin Umar bin Makhzum, yang dikenal dengan nama Ummu Salamah. Anak ketiga bernama Kilab bin Murrah yang menurunkan banyak kabilah dan memiliki segala kemuliaan yang terhormat. Dari keturunannya lahirlah Rasulullah SAW.
8. Ka’ab bin Lu’ayy
Dialah seorang pemberani yang melindungi kaumnya dan kehormatan kota Makkah. Ia seorang ulama sekaligus panglima yang ulung dalam menyusun strategi melawan musuh-musuh Allah. Ia mempunyai tiga orang anak bernama Hushaisah, Adi dan Murrah. Hushaishah kemudian mempunyai anak bernama Sahm yang merupakan leluhur Bani Sahmi. Sedangkan Adi bin Ka’ab adalah penghulu bagi kabilah Bani Adi, yaitu kabilahnya Umar bin Khattab bin Nufail bin Abdu Uzzabin Abdullah bin Qurtsh bin Riyah bin Adi bin Ka’ab. Adapun Murrah adalah pemilik keturunan suci yang darinya lahirlah Rasulullah SAW.
Dialah seorang pemberani yang melindungi kaumnya dan kehormatan kota Makkah. Ia seorang ulama sekaligus panglima yang ulung dalam menyusun strategi melawan musuh-musuh Allah. Ia mempunyai tiga orang anak bernama Hushaisah, Adi dan Murrah. Hushaishah kemudian mempunyai anak bernama Sahm yang merupakan leluhur Bani Sahmi. Sedangkan Adi bin Ka’ab adalah penghulu bagi kabilah Bani Adi, yaitu kabilahnya Umar bin Khattab bin Nufail bin Abdu Uzzabin Abdullah bin Qurtsh bin Riyah bin Adi bin Ka’ab. Adapun Murrah adalah pemilik keturunan suci yang darinya lahirlah Rasulullah SAW.
9. Lu’ayy bin Ghalib
Ia yang oleh kaumnya dipanggil Lawwi, adalah seorang pemimpin yang adil dan dicintai oleh kaumnya. Tempat berteduh bagi semua masyarakatnya yang kehujanan dan tempat persinggahan bagi mereka yang berhaji ke Baitullah. Dia mempunyai empat orang anak, Samah, Auf, Amir dan Ka’ab. Amir bin Lu’ayy kemudian menurunkan kabilah Bani Amir bin Lu’ayy, diantara keturunannya adalah istri ke-3 Rasulullah SAW, yaitu Ummul Mu’minin Saudah binti Zam’ah bin Qais bin Abdu Syams bin Abdu Wudd bin Nashr bin Hisl bin Amir bin Lu’ayy. Sedangkan Ka’ab, ia menjadi penerus bagi nasab dan sanad ayahnya. Dari keturunannya lahirlah Rasulullah SAW.
Ia yang oleh kaumnya dipanggil Lawwi, adalah seorang pemimpin yang adil dan dicintai oleh kaumnya. Tempat berteduh bagi semua masyarakatnya yang kehujanan dan tempat persinggahan bagi mereka yang berhaji ke Baitullah. Dia mempunyai empat orang anak, Samah, Auf, Amir dan Ka’ab. Amir bin Lu’ayy kemudian menurunkan kabilah Bani Amir bin Lu’ayy, diantara keturunannya adalah istri ke-3 Rasulullah SAW, yaitu Ummul Mu’minin Saudah binti Zam’ah bin Qais bin Abdu Syams bin Abdu Wudd bin Nashr bin Hisl bin Amir bin Lu’ayy. Sedangkan Ka’ab, ia menjadi penerus bagi nasab dan sanad ayahnya. Dari keturunannya lahirlah Rasulullah SAW.
10. Ghalib bin Fihir
Dia yang tidak berbeda dengan ayahnya dalam memberikan rasa aman kepada kaumnya. Pada masanya kota Makkah tumbuh makmur dan Baitullah teragungkan dengan mulia. Ia mempunyai dua orang anak yang keduanya menurunkan kabilah-kabilah besar. Anak pertamanya bernama Taim, penghulu kabilah Bani Taimbin Ghalib. Anak keduanya bernama Lu’ayy yang kemudian menjadi penerusnya. Dari keturunannya lahirlah Rasulullah SAW.
Dia yang tidak berbeda dengan ayahnya dalam memberikan rasa aman kepada kaumnya. Pada masanya kota Makkah tumbuh makmur dan Baitullah teragungkan dengan mulia. Ia mempunyai dua orang anak yang keduanya menurunkan kabilah-kabilah besar. Anak pertamanya bernama Taim, penghulu kabilah Bani Taimbin Ghalib. Anak keduanya bernama Lu’ayy yang kemudian menjadi penerusnya. Dari keturunannya lahirlah Rasulullah SAW.
11. Fihir bin Malik
Ia adalah orang yang gemar berniaga untuk meningkatkan kemakmuran penduduk Makkah. Semua rombongan kafilah yang berdagang ke negeri lain dari Makkah, berada dalam pengawasannya. Semuanya terayomi dengan baik dan aman. Jika setiap
kafilah-kafilah dagang pulang dari perniagaannya, ia akan meminta sebagai harta mereka untuk ia kumpulkan, lalu dibagi-bagikan kepada orang-orang tidak mampu di Makkah. Dialah Fihir bin Malik, orang yang pertama kali bergelar Quraisy, maka semua anak keturunannya disebut Quraisy. Ia mempunyai empat orang anak bernama Muharib, Asad, Harits (penghulu kabilah BaniAl Harits bin Fihir) dan Ghalib. Dari keturunan Ghalib bin Fihir ini lahirlah Rasulullah SAW.
Ia adalah orang yang gemar berniaga untuk meningkatkan kemakmuran penduduk Makkah. Semua rombongan kafilah yang berdagang ke negeri lain dari Makkah, berada dalam pengawasannya. Semuanya terayomi dengan baik dan aman. Jika setiap
kafilah-kafilah dagang pulang dari perniagaannya, ia akan meminta sebagai harta mereka untuk ia kumpulkan, lalu dibagi-bagikan kepada orang-orang tidak mampu di Makkah. Dialah Fihir bin Malik, orang yang pertama kali bergelar Quraisy, maka semua anak keturunannya disebut Quraisy. Ia mempunyai empat orang anak bernama Muharib, Asad, Harits (penghulu kabilah BaniAl Harits bin Fihir) dan Ghalib. Dari keturunan Ghalib bin Fihir ini lahirlah Rasulullah SAW.
12. Malik bin Nadhor
Ia adalah ayah dari seorang yang paling besar pengaruhnya di kota Makkah khususnya dan jazirah Arab umumnya. Ia hanya dikaruniai seoranganak laki-laki yang memiliki hasrat besar untuk mengembalikan kaumnya kepada martabat luhur yang dijanjikan Allah. Anaknya itu adalah Fihir bin Malik, yang pertama kali disebut Quraisy dalam sejarah. Ia adalah putra tunggal dari ayahnya. Dari keturunannya lahirlah Rasulullah SAW.
Ia adalah ayah dari seorang yang paling besar pengaruhnya di kota Makkah khususnya dan jazirah Arab umumnya. Ia hanya dikaruniai seoranganak laki-laki yang memiliki hasrat besar untuk mengembalikan kaumnya kepada martabat luhur yang dijanjikan Allah. Anaknya itu adalah Fihir bin Malik, yang pertama kali disebut Quraisy dalam sejarah. Ia adalah putra tunggal dari ayahnya. Dari keturunannya lahirlah Rasulullah SAW.
13. Nadhor bin Kinanah
Ia adalah mataharinya bangsa Arab dan bulannya Bani Ismail. Semasa mudanya telah gemar beribadah dan beperang dalam menjaga kehormatan kota Makkah. Ia dikaruniai dua orang anak. Pertama bernama Yakhlud yang keturunannyat idak terlacak. Kedua bernama Malik yang menjadi penerus perjuangannya. Dari keturunannya lahirlah Rasulullah SAW.
Ia adalah mataharinya bangsa Arab dan bulannya Bani Ismail. Semasa mudanya telah gemar beribadah dan beperang dalam menjaga kehormatan kota Makkah. Ia dikaruniai dua orang anak. Pertama bernama Yakhlud yang keturunannyat idak terlacak. Kedua bernama Malik yang menjadi penerus perjuangannya. Dari keturunannya lahirlah Rasulullah SAW.
14. Kinanah bin Khuzaimah
Ia adalah penerus kepemimpinan ayahnya yang memberi rasa aman kepada kaumnya. Rumahnya senantiasa didatangi oleh orang-orang yang membutuhkan. Keturunan keluarga besar Kinanah bin Khuzaimah disebut dengan Bani Kinani yang kemudian terpecah lagi menjadi puluhan kabilah. Ia mempunyai empat orang anak, yaitu Abdu Manat, Malik, Milkan dan Nadhor. Abdu Manat bin Kinanah kemudian mempunyai anak bernama Bakr yang keturunannya disebut kabilah Bani Bakr bin Abdu Manat. Sedangkan Bakr bin Abdu Manat mempunyai seorang anak bernama Dhamrah, yang keturunannya disebut Bani Dhamrah. Kabilah inilah yang pertama kali diperangi oleh kaum Muslimin. Adapun anak Kinanah yang lain, Nadhor,kemudian ditunjuk sebagai penerus ayahnya. Dari keturunannya lahirlah Rasulullah SAW.
Ia adalah penerus kepemimpinan ayahnya yang memberi rasa aman kepada kaumnya. Rumahnya senantiasa didatangi oleh orang-orang yang membutuhkan. Keturunan keluarga besar Kinanah bin Khuzaimah disebut dengan Bani Kinani yang kemudian terpecah lagi menjadi puluhan kabilah. Ia mempunyai empat orang anak, yaitu Abdu Manat, Malik, Milkan dan Nadhor. Abdu Manat bin Kinanah kemudian mempunyai anak bernama Bakr yang keturunannya disebut kabilah Bani Bakr bin Abdu Manat. Sedangkan Bakr bin Abdu Manat mempunyai seorang anak bernama Dhamrah, yang keturunannya disebut Bani Dhamrah. Kabilah inilah yang pertama kali diperangi oleh kaum Muslimin. Adapun anak Kinanah yang lain, Nadhor,kemudian ditunjuk sebagai penerus ayahnya. Dari keturunannya lahirlah Rasulullah SAW.
15. Khuzaimah bin Mudrika
Satu diantara dua putra Mudrika bin Ilyas yang mewarisi keluhuran sifat dan ilmunya adalah Khuzaimah bin Mudrika. Pada masanya kota Makkah makmur dan terjaga dari gangguan luar. Ia mempunyai empat orang anak, Al Huun, Asad, Asadah dan Kinanah. Diantara mereka hanya dua orang yang keturunannya tetap tumbuh di Makkah, yaitu Asad dan Kinanah. Jika Asad menurunkan salah satu wanita mulia, istri Rasulullah SAW, yaitu Ummul Mu’minin Zainab binti Jahsyi bin Riab bin
Ya’mar bin Shabrah bin Murrah bin Kabir bin Ghanam bin Daudan bin Asad bin Khuzaimah, maka Kinanah menurunkan seorang makhluk teragung, Rasulullah SAW
Satu diantara dua putra Mudrika bin Ilyas yang mewarisi keluhuran sifat dan ilmunya adalah Khuzaimah bin Mudrika. Pada masanya kota Makkah makmur dan terjaga dari gangguan luar. Ia mempunyai empat orang anak, Al Huun, Asad, Asadah dan Kinanah. Diantara mereka hanya dua orang yang keturunannya tetap tumbuh di Makkah, yaitu Asad dan Kinanah. Jika Asad menurunkan salah satu wanita mulia, istri Rasulullah SAW, yaitu Ummul Mu’minin Zainab binti Jahsyi bin Riab bin
Ya’mar bin Shabrah bin Murrah bin Kabir bin Ghanam bin Daudan bin Asad bin Khuzaimah, maka Kinanah menurunkan seorang makhluk teragung, Rasulullah SAW
16. Mudrika bin Ilyas
Ia yang bernama asli Amir, adalah seorang pemuka agama dan hakim yang adil di masanya, tempat mengadu semua permasalahan yang muncul di masyarakat. Ia adalah satu-satunya putra ayahnya yang menurunkan keturunan. Ia mempunyai dua orang anak, yang mana keduanya menurunkan kabilah-kabilah yang besar. Anak pertamanya adalah Hudzail, penghulu kabilah Hudzail yang sempat berperang dengan Abrahah ketika penguasa yang lalim itu hendak menghancurkan Ka’bah. Sedangkan anak keduanya bernama Khuzaimah yang meneruskan estafet perjuangan dakwah ayahnya. Dari keturunannya lahirlah Rasulullah SAW.
Ia yang bernama asli Amir, adalah seorang pemuka agama dan hakim yang adil di masanya, tempat mengadu semua permasalahan yang muncul di masyarakat. Ia adalah satu-satunya putra ayahnya yang menurunkan keturunan. Ia mempunyai dua orang anak, yang mana keduanya menurunkan kabilah-kabilah yang besar. Anak pertamanya adalah Hudzail, penghulu kabilah Hudzail yang sempat berperang dengan Abrahah ketika penguasa yang lalim itu hendak menghancurkan Ka’bah. Sedangkan anak keduanya bernama Khuzaimah yang meneruskan estafet perjuangan dakwah ayahnya. Dari keturunannya lahirlah Rasulullah SAW.
17. Ilyas bin Mudhar
Ia adalah seorang Faqih di masanya yang mengajak kaumnya untuk bersama-sama mengagunggkan Ka’bah dan Tanah Haram. Dialah orang yang pertama kali berkurban unta di Tanah Haram. Ketika ia sedang menyembelih untanya itu, terdengarlah dari sulbinya (tulang punggung) suara Nur Muhammad yang sedang bertalbiyah. Ia mempunyai tiga orang anak, Thabikhah, Qam’ah dan Mudrika. Mudrika inilah yang kemudian menjadi penerus perjuangannya. Dari keturunannya lahirlah Rasulullah SAW.
Ia adalah seorang Faqih di masanya yang mengajak kaumnya untuk bersama-sama mengagunggkan Ka’bah dan Tanah Haram. Dialah orang yang pertama kali berkurban unta di Tanah Haram. Ketika ia sedang menyembelih untanya itu, terdengarlah dari sulbinya (tulang punggung) suara Nur Muhammad yang sedang bertalbiyah. Ia mempunyai tiga orang anak, Thabikhah, Qam’ah dan Mudrika. Mudrika inilah yang kemudian menjadi penerus perjuangannya. Dari keturunannya lahirlah Rasulullah SAW.
18. Mudhar bin Nizar
Mudhar bin Nizar merupakan seorang yang shalih dan menjadi tumpuan kaumnya, pemberi rasa aman bagi yang ketakutan dan pelindung bagi yang lemah. Ia mempunyai tiga orang anak, yaitu Qais Ailan, Ilyan dan Ilyas. Diantara anak-anaknya, hanya Ilyan yang keturunannya terputus. Anak-anak keturunan Qais Ailan bin Mudhar kemudian disebut kabilah Bani Qais Ailan, darinya terbentuk lagi beberapa kabilah besar, diantara kabilah Bani Sulaim, Bani Ghataffan dan Bani Hawazin. Diantara keturunan kabilah Bani Hawazin adalah dua orang istri Rasulullah SAW, yaitu Ummul Mu’minin Zainab binti Khuzaimah bin Harits bin Abdullah bin Amar bin Abdu Manaf bin Hilal bin Amir bin Sha’sha’ah bin Mu’awiyyah bin Bakr bin Hawazin bin Mashur bin Ikrimah bin Khashafah bin Qaisbin Ailan bin Mudhar dan Ummul Mu’minin Maimunah binti Harits bin Huzn bin Bahir bin Huzam bin Ruaibah bin Abdullah bin Hilal bin Amir bin Sha’sha’ah bin Mu’awiyyah bin Bakr bin Hawazin. Adapun Ilyas, dia mewarisi sifat dan keutamaan ayahnya, dia menjadi penerus ayahnya dalam memimpin kaumnya. Dari keturunannya lahirlah Rasulullah SAW.
Mudhar bin Nizar merupakan seorang yang shalih dan menjadi tumpuan kaumnya, pemberi rasa aman bagi yang ketakutan dan pelindung bagi yang lemah. Ia mempunyai tiga orang anak, yaitu Qais Ailan, Ilyan dan Ilyas. Diantara anak-anaknya, hanya Ilyan yang keturunannya terputus. Anak-anak keturunan Qais Ailan bin Mudhar kemudian disebut kabilah Bani Qais Ailan, darinya terbentuk lagi beberapa kabilah besar, diantara kabilah Bani Sulaim, Bani Ghataffan dan Bani Hawazin. Diantara keturunan kabilah Bani Hawazin adalah dua orang istri Rasulullah SAW, yaitu Ummul Mu’minin Zainab binti Khuzaimah bin Harits bin Abdullah bin Amar bin Abdu Manaf bin Hilal bin Amir bin Sha’sha’ah bin Mu’awiyyah bin Bakr bin Hawazin bin Mashur bin Ikrimah bin Khashafah bin Qaisbin Ailan bin Mudhar dan Ummul Mu’minin Maimunah binti Harits bin Huzn bin Bahir bin Huzam bin Ruaibah bin Abdullah bin Hilal bin Amir bin Sha’sha’ah bin Mu’awiyyah bin Bakr bin Hawazin. Adapun Ilyas, dia mewarisi sifat dan keutamaan ayahnya, dia menjadi penerus ayahnya dalam memimpin kaumnya. Dari keturunannya lahirlah Rasulullah SAW.
19. Nizar bin Ma’ad
Nizar bin Ma’ad adalah seorang yang memiliki kemuliaan akhlak dan keluasan ilmu, semasa hidupnya ia menjadi tempat bersandarnya orang yang membutuhkan. Ia mempunyai tiga orang anak yang dua diantaranya menurunkan banyak kabilah Arab.
Mereka adalah Rabi’ah, Anmar dan Mudhar. Rabi’ah, dia terputus keturunannya, sedangkan Anmar banyak menurunkan kabilah-kabilah, diantaranya kabilah Bani Anzah, Bani Abdu Qais, Bani Taghlib dan Bani Hanifah (kabilahnya Musailamah bin Habib Al Kadzab, sang Nabi Palsu pada masa Rasulullah SAW). Adapun Mudhar bin Nizar tetap tinggal di Makkah dan menjadi pemuka kaum dan keturunannya. Dari keturunannya lahirlah Rasulullah SAW.
Nizar bin Ma’ad adalah seorang yang memiliki kemuliaan akhlak dan keluasan ilmu, semasa hidupnya ia menjadi tempat bersandarnya orang yang membutuhkan. Ia mempunyai tiga orang anak yang dua diantaranya menurunkan banyak kabilah Arab.
Mereka adalah Rabi’ah, Anmar dan Mudhar. Rabi’ah, dia terputus keturunannya, sedangkan Anmar banyak menurunkan kabilah-kabilah, diantaranya kabilah Bani Anzah, Bani Abdu Qais, Bani Taghlib dan Bani Hanifah (kabilahnya Musailamah bin Habib Al Kadzab, sang Nabi Palsu pada masa Rasulullah SAW). Adapun Mudhar bin Nizar tetap tinggal di Makkah dan menjadi pemuka kaum dan keturunannya. Dari keturunannya lahirlah Rasulullah SAW.
20. Ma’ad bin Adnan
Diantara putra Adnan yang tetap tinggal di kawasan Hijaz dan meneruskan perjuangan dakwah dalam menyebarkan agama yang dibawa Nabi Ibrahim adalah Ma’ad bin Adnan. Ia kemudian menikah dengan wanita setempat dan mempunyai…Lihat Selengkapnya
Diantara putra Adnan yang tetap tinggal di kawasan Hijaz dan meneruskan perjuangan dakwah dalam menyebarkan agama yang dibawa Nabi Ibrahim adalah Ma’ad bin Adnan. Ia kemudian menikah dengan wanita setempat dan mempunyai…Lihat Selengkapnya
21. Adnan bin Muqawwam
Adnan adalah salah satu keturunan Nabi Ismail yang tetap memegang teguh ajaran datuknya, Nabi Ismail dan Nabi Ibrahim. Ia mempunyai dua orang anak, Akk dan Ma’ad. Akk kemudian menikah dengan seorang wanita Bani Asy’ariyyin keturunan Qathani dan menetap di negerinya, yaitu Yaman. Adapun Ma’ad kemudian menurunkan kabilah lain di kota Makkah dan menjadi penguasa disana. Dari keturunannya lahirlah Rasulullah SAW.
Adnan bin Muqawwam adalah keturunan ke-7 dari Nabi Ismail AS, ke-8 dari Nabi Ibrahim AS, ke-18 dari Nabi Nuh AS, ke-21 dari Nabi Idris AS dan ke-27 dari Nabi Adam AS, demikian menurut Imam Ibnu Hisyam dalan kitab Sirohnya, Tahdzib Siroh Nabawiyyah. Adapun nasab lengkapnya adalah Adnan bin Muqawwam bin Nakhur bin Tayrah bin Ya’rub bin Yasyjub bin Nabit bin Ismail AS bin Ibrahim Al Khalil AS bin Tairukh bin Nakhur bin Sawiragh bin Raghu bin Falikh bin Aibar bin Syalikh bin Arfakhsyadz bin Sam bin Nuh AS bin Lamik bin Mattusyilakh bin Idris AS bin Yarid bin Mahlayil bin Qaynan bin Anusy bin Syist AS bin Adam AS. Alhamdulillah. Allahumma Sholli Wassalim Wabarik’alaih. Semoga shalawat, rahmat dan keselamatan tercurah kepada Rasulullah SAW dan semua jalur leluhurnya yang suci.
Adnan adalah salah satu keturunan Nabi Ismail yang tetap memegang teguh ajaran datuknya, Nabi Ismail dan Nabi Ibrahim. Ia mempunyai dua orang anak, Akk dan Ma’ad. Akk kemudian menikah dengan seorang wanita Bani Asy’ariyyin keturunan Qathani dan menetap di negerinya, yaitu Yaman. Adapun Ma’ad kemudian menurunkan kabilah lain di kota Makkah dan menjadi penguasa disana. Dari keturunannya lahirlah Rasulullah SAW.
rhanks
BalasHapus