DIHYAH BIN KHALIFAH AL-KALBI RADHIYALLAHU ANHU, MALAIKAT JIBRIL MENJELMA DALAM RUPANYA
Awwanah bin al-Hakam berkata: "Manusia yang paling tampan rupanya,
ialah seseorang yang Malaikat Jibril Alaihissallam datang dalam bentuk
rupanya. Yakni Dihya."[1]
Dihyah bin Khalîfah al-Kalbi Radhiyallahu anhu adalah salah satu di
antara para sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang telah lama
masuk Islam. Beliau masuk Islam sebelum perang Badar. Akan tetapi, dalam
peperangan itu, beliau belum sempat mengikutinya. Baru, setelah
peperangan itu, beliau tidak pernah absen dalam jihad di medan
peperangan.[2]
Dia juga salah seorang sahabat Rasulullah yang masyhur. Dia dikaruniani
Allah berupa keutamaan yang tidak dimiliki sahabat lainnya. Di antara
keutamaan yang beliau miliki, yaitu Malaikat Jibril
Alahissallamseringkali datang menemui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam dalam wujud menyerupai dirinya. Imam an-Nasaa`i meriwayatkan
dengan sanad yang shahîh dari Yahya bin Ya'mur rahimahullah dari Ibnu
‘Umar Radhiyallahu anhuma :
كَانَ جِبْرَائِيْلُ يَأْتِيْ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ فِيْ صُوْرَةِ دِحْيَةَ الْكَلْبِيِّ.
Malaikat Jibril Alaihissallammendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallamdalam rupa Dihyah al-Kalbi.
Dalam hadits lain disebutkan:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ قَالَ عُرِضَ
عَلَيَّ الْأَنْبِيَاءُ فَإِذَا مُوسَى ضَرْبٌ مِنْ الرِّجَالِ كَأَنَّهُ
مِنْ رِجَالِ شَنُوءَةَ وَرَأَيْتُ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ عَلَيْهِ
السَّلَام فَإِذَا أَقْرَبُ مَنْ رَأَيْتُ بِهِ شَبَهًا عُرْوَةُ بْنُ
مَسْعُودٍ وَرَأَيْتُ إِبْرَاهِيمَ صَلَوَاتُ اللَّهِ عَلَيْهِ فَإِذَا
أَقْرَبُ مَنْ رَأَيْتُ بِهِ شَبَهًا صَاحِبُكُمْ يَعْنِي نَفْسَهُ
وَرَأَيْتُ جِبْرِيلَ عَلَيْهِ السَّلَام فَإِذَا أَقْرَبُ مَنْ رَأَيْتُ
بِهِ شَبَهًا دَحْيَةُ ((مسلم الإسراء برسول الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلّمَ 1/395))
Dari Jâbir Radhiyallahu anhubahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam berkata: "Telah diperlihatkan kepadaku para nabi, maka aku
melihat Musa Alaihissallamadalah seorang laki-laki yang kuat,
seakan-akan dia adalah lelaki dari kaum Syanû'ah. Dan aku melihat Isa
bin Maryam Alaihissallam dan yang paling mirip dengannya di antara
yang pernah aku lihat, adalah Urwah bin Mas'ud. Dan aku melihat Ibrâhîm
Alaihissallam, dan yang paling mirip dengannya di antara yang pernah
aku lihat ialah sahabat kalian –yaitu diri beliau sendiri– dan aku pun
melihat Jibril Alaihissallam, dan yang paling mirip dengannya di antara
yang pernah aku lihat adalah Dihyah". [HR Muslim].
عن أَبي عُثْمَانَ قَالَ أُنْبِئْتُ أَنَّ جِبْرِيلَ عَلَيْهِ السَّلَام
أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ وَعِنْدَهُ أُمُّ
سَلَمَةَ فَجَعَلَ يُحَدِّثُ ثُمَّ قَامَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلّمَ لِأُمِّ سَلَمَةَ مَنْ هَذَا أَوْ كَمَا قَالَ قَالَ
قَالَتْ هَذَا دِحْيَةُ قَالَتْ أُمُّ سَلَمَةَ ايْمُ اللَّهِ مَا
حَسِبْتُهُ إِلَّا إِيَّاهُ حَتَّى سَمِعْتُ خُطْبَةَ نَبِيِّ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ يُخْبِرُ جِبْرِيلَ أَوْ كَمَا قَال.
((صحيح البخاري باب علامات النبوة في الإسلام كتاب المناقب 3362))
Dari Abu ‘Utsman, ia berkata: "Telah diberitakan kepadaku bahwa Malaikat
Jibril Alaihissallam datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam, dan Ummu Salamah sedang bersama beliau. Maka, dia pun berbicara
lantas berdiri, sehingga Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berkata
kepada Ummu Salamah: ‘Siapakah ini?’ – atau seperti ucapan beliau –
lantas Ummu Salamah pun berkata: ‘Ini adalah Dihyah’. Ummu Salamah
berkata: ‘Demi Allah, sungguh aku mengira, ia adalah Dihyah, sampai aku
mendengar khutbah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mengabarkan
bahwa dia adalah Malaikat Jibril Alaihissallam‘.”[3]
Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengirimkan surat-surat
seruan memeluk Islam kepada para raja, kisra dan kaisar, yaitu pada
akhir tahun ke enam hijriah, Dihyah termasuk salah satu delegasi yang
ditugaskan. Adapun tugas yang diberikan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam kepada Dihyah, yaitu agar ia menyampaikan surat beliau
Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Hiraklius kaisar Romawi.
Dalam satu riwayat disebutkan:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَـا أَنَّهُ
أَخْبَرَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
كَتَبَ إِلَى قَيْصَرَ يَدْعُوهُ إِلَى الْإِسْلَامِ وَبَعَثَ بِكِتَابِهِ
إِلَيْهِ مَعَ دِحْيَةَ الْكَلْبِيِّ وَأَمَرَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ أَنْ يَدْفَعَهُ إِلَى عَظِيمِ بُصْرَى
لِيَدْفَعَهُ إِلَى قَيْصَرَ ((صحيح البخاري كتاب الجهاد والسير باب دعاء
النبي الناس إلى الإسلام))
Dari 'Abdullah bin 'Abbâs Radhiyallahu anhuma bahwa Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam menulis surat kepada kaisar untuk
mengajaknya masuk Islam. Beliau pun mengutus Dihyah al-Kalbi untuk
menyampaikan suratnya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallammemintanya supaya menyerahkan surat tersebut kepada penguasa kota
Bushra, agar ia menyampaikannya kepada kaisar.[4]
Ibnu Katsir rahimahullah menyebutkan di dalam al-Bidayah wa an-Nihayah,
sepulang dari menemui kaisar – dan Dihyah mendapatkan hadiah yang banyak
dari kaisar – ketika ia telah sampai di daerah Hisma, ia dihadang oleh
sekelompok orang dan mereka pun mengambil semua yang ada padanya. Maka
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus Zaid bin Haritsah
Radhiyallahu anhu untuk memerangi mereka.[5]
Demikian, sekilas kisah Dihyah bin Khalîfah al-Kalbi Radhiyallahu anhu.
Pada masa hidupnya, beliau tinggal di daerah Mizzah di Damaskus, dan
beliau hidup hingga sampai masa kekhilafahan Mu'awiyah bin Abi Sufyan.
Semoga keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa tercurahkan pada
sahabat yang mulia ini. (Ustadz Ahmad Danil).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar