Jumat, 20 Juni 2014

KHALIFAH UMAR DAN HADIAH TERMAHAL

Hadiah Termahal
SUATU malam, ditemani oleh salah seorang sahabat,
khalifah Umar melakukan inspeksi. Keduanya berjalan
menyusuri jalanan Madinah untuk melihat secara
langsung keadaan penduduk.
Saat melewati sebuah gubuk, khalifah mendengar
suara percakapan dari dalam rumah.
"Mengapa kamu tidak mencampur susu yang kamu
jual itu dengan air? Kamu tahu kita ini terlalu miskin dan
kesulitan mencari uang," tampaknya suara wanita tua
yang bercakap dengan anak perempuannya.
"Tetapi, apakah ibu lupa pesan khalifah? Beliau tidak
ingin seorang pun menjual susu yang dicampur air," jawab
sang si anak.
"Tetapi tidak ada khalifah Umar maupun pegawainya
yang melihat apa yang bisa kita lakukan."
"Ada atau tidak ada khalifah, perintah beliau adalah
perintah yang harus ditaati oleh setiap muslim. Di samping
itu, ibu bisa saja lari dari pengawasan khalifah tetapi ibu
tidak bisa lari dari pengawasan Allah Yang Maha Mengetahui
segala sesuatu."
Dengan perlahan, Khalifah Umar meneruskan
langkah kakinya. la bertanya kepada sahabatnya, "Hadiah
apa yang bisa aku tawarkan kepada gadis itu atas
kejujurannya?"
"Dia berhak mendapatkan hadiah yang besar. Katakan
seribu dirham misalnya," jawab si pengawal.
"Tidak, itu tidak cukup. Jumlah berapa pun terlalu
kecil untuk integritasnya. Aku akan menawarinya hadiah
terbesar dalam pemberianku. Aku akan menjadikan dia
Sahabat khalifah bertanya-tanya apa yang dimaksud
tuannya itu. Keesokan harinya, khalifah mengutus seseorang
untuk memanggil gadis itu. Gadis itu da tang dengan
tubuh gemetar di hadapan penguasa agung Islam itu.
Khalifah memanggil putra-putranya menghadap dan
menceritakan apa yang ia dengar dari gadis itu malam
sebelumnya.
Kemudian ia berkata, "Sekarang, anak-anakku. Aku
ingin salah seorang di antara kalian menikah dengan gadis
ini. Aku tidak tahu mempelai wanita yang lebih baik darinya."
Salah seorang putra khalifah memenuhi usulan ayahnya.
Gadis itu juga menyatakan kesediaannya. Akhirnya
gadis itu menjadi putri menantu khalifah Umar.
milikku."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar