Jumat, 20 Juni 2014

SEJARAH KITAB NAHJUL BALAGHAH

Mengenal Kitab Nahjul Balaghah
Ahmad Fadhil
Terjemahan dari “Kataba Amir al-Mukminin Ali as Nahj al-Balaghah Linata’allam Kaifa Nahya”, Baqiatollah, vol. 13, edisi 155, 2004.


Kitab Nahjul Balaghah adalah kitab yang sangat berharga dan unik. Kitab ini memuat kumpulan khutbah dan kata-kata mutiara Imam Ali bin Abi Thalib yang dikodifikasi oleh asy-Syarif ar-Radhi dalam tiga bab sebagai berikut:
Bab pertama, khutbah-khutbah, memuat 239 khutbah beliau.
Bab kedua, surat-surat beliau untuk teman dan lawannya, berjumlah 79.
Bab ketiga, kata-kata mutiara, yakni 480 kebijaksanaan yang berkaitan dengan masalah politik, sosial, dan militer yang penting bagi negara Islam.
Periode Imam Ali menyampaikan khutbah-khutbah dan kata-kata mutiaranya itu menjadi dua periode:
a. Periode sebelum beliau menjadi khalifah.
b. Periode selama 5 tahun beliau menjadi khalifah.
Sedangkan surat-surat beliau, semuanya berasal dari periode kekhilafahannya.
Nama Nahjul Balaghah
Topik-topik Nahjul Balaghah yang sangat berharga jelas disampaikan ketika masyarakat Islam secara praktis terbentuk pada masa kekhalifahan Imam Ali. Karena itu, selama ada kehidupan sosial, maka Nahjul Balaghah akan tetap hidup dan memberikan solusi yang jelas dan terang untuk menyelamatkan manusia dari problem kesesatan dan kehampaan.
Meskipun asy-Syarif ar-Radhi memberi judul kumpulan khutbah, surat, dan kata-kata mutiara ini dengan nama Nahjul Balaghah, tapi sedikit mengintip pengetahuan luhur yang terkandung di dalam kitab ini menunjukkan kepada kita bahwa kitab ini dapat saja diberi judul dengan nama-nama indah lainnya seperti Nahjus Saadah, Nahjul Khithabah, Nahjus Siyasah, Nahjul Hayah, Nahjul Hukumah, Nahjul Falah, ….
Penyusun kitab Nahjul Balaghah fokus pada perkataan-perkataan Imam Ali dari segi seni balaghah. Tapi, para peneliti dapat melihat dan menggali berbagai aspek lain dari kitab ini, agar mereka dapat memenuhi kebutuhan ilmiah, pemikiran, dan politik masyarakat, karena aspek-aspek ini tidak berkaitan dengan masa tertentu, tidak khusus bagi generasi tertentu, atau masyarakat tertentu, melainkan dapat selalu dimanfaatkan oleh semua masyarakat manusia.
Bagaimana Kata-Kata Imam Ali Dihapal Dan Dikodifikasi?
Pada masa sebelum Imam Ali memerintah, anak-anak dan beberapa sahabat beliau bertugas mencatat dan menghapal kata-katanya. Sedangkan pada masa pemerintahannya, maka banyak cara yang muncul, di antaranya:
1. Ada 6000 sahabat Imam Ali yang biasa mendengar, menghapal, dan menyebarkan kata-kata beliau. (Intiqal al-Maqal, h. 192)

2. Ada sekumpulan penulis berkompeten dan mahir yang mendengar dan mencatat perkataan-perkatan Imam Ali (Rijal Ibni Dawud, j. 3, h, 7.) dan menyebarkannya seperti Zaid bin Wahab yang menghimpun khutbah-khutbah Imam Ali di dalam sebuah kitab yang berjudul Khuthab Amir al-Mukminin dan mereka sebarluaskan. Artinya, kata-kata beliau sudah dicatat ratusan tahun sebelum asy-Syarif ar-Radhi (Itqan al-Maqal, h. 192; al-Bayan wa at-Tabyin, j. 1, h. 83.)

3. Ada sejumlah penghapal yang bekerja untuk menghapal kata-kata Imam Ali begitu beliau sampaikan kepada masyarakat.
4. Semua surat Imam Ali dipelihara di pusat khilafah dan pada para wali dan pejabat.
Imam Ali memiliki ratusan khutbah, puluhan surat, dan ribuan kata mutiara. Tapi sayang sekali sebagian besarnya rusak atau hilang dalam perang-perang yang terjadi di antara kaum Muslim atau karena konspirasi para penjajah, serta fanatisme dan kecerobohan sebagian orang.

Di dalam Nahjul Balaghah terkumpul 239 khutbah, padahal sejarawan terkenal, al-Mas’udi yang hidup seratus tahun sebelum asy-Syarif ar-Radhi menulis bahwa orang-orang menghapal lebih dari 480 khutbah Imam Ali (Muruj adz-Dzahab, al-Mas’udi, j. 20.).

Setelah upaya menghimpun kata-kata Imam Ali menghadapi beberapa hambatan selama beberapa abad, maka pada abad ke-4 H, ketika muncul perubahan besar di negari-negeri Islam yang memungkinkan orang Syiah memiliki kondisi politis yang berbeda dan para ulamanya memegang tampuk pemerintahan dan kekuasaan, mereka pun mendirikan hauzah-hauzah ilmiah diniyah. Pada masa inilah asy-Syarif ar-Radhi dapat mengkodifikasi Nahjul Balaghah, karena beliau lahir pada tahun 359 H dan selesai menyusun Nahjul Balaghah pada tahun 400 H.
Apresiasi Untuk Nahjul Balaghah
Kefasihan dan keindahan di dalam Nahjul Balaghah
Sastrawan Kristen, Amin Nakhlah, mengatakan bahwa orang yang ingin mengobati penyakit hatinya, hendaklah membaca perkataan Imam Ali di dalam Nahjul Balaghah untuk belajar bagaimana cara hidup lewat pancaran cahaya kitab ini (Mashadir Nahj al-Balaghah, as-Sayyid Abd az-Zahra, h. 100.).
Husain Nail al-Marshafi, profesor balaghah di Universitas Darul Ulum Mesir, dan profesor di Universitas al-Azhar berkata, “Nahjul Balaghah adalah kitab yang dijadikan Allah sebagai bukti yang jelas bahwa Imam Ali adalah cahaya Qurani yang memberi petunjuk. Kebijaksanaan, ilmu, petunjuk, kemukjizatan, dan kefasihan beliau nampak jelas di dalam kitab samawi ini (Ibid, h. 61.).
Baqiatollah adalah majalah bulanan yang terbit di Libanon pertama kali pada tahun tahun 1991.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar