Jumat, 20 Juni 2014

THE NEXT GRAVE

Kuburan Kerajaan
RAJA muda Persia, Yazdjard, yang terkenal ambisius,
bertekad merebut kembali wilayah Irak dari tangan kaum
muslim. Dari pangkalan militernya di Holwan, ia mengirimkan
tentara yang tangguh untuk menghancurkan
kaum muslimin. Sa'ad yang waktu itu menjabat sebagai
gubernur Irak, melakukan longmarch dari Madinah bersama
sejumlah tentara yang tidak terlalu banyak. Kedua
kekuatan bertemu di Jalula dan pertempuran berjalan
beberapa hari. Tetapi setelah itu, hari yang menentukan
tiba. Awan debu memenuhi langit Jalula, pedang berkilauan,
tombak-tombak beterbangan kian kemari, dan
dari seluruh arah medan Jalula terdengar dencing senjata.
Akhirnya semangat pasukan Persia semakin menyusut.
Mereka melarikan diri dari medan perang.
Harta rampasan perang yang melimpah memenuhi
kamp tentara muslim. Dan jumlah rampasan yang sama
dikirim ke khalifah Umar di Madinah.
Kemenangan di Jalula membangkitkan kegembiraan
di kalangan kaum muslimin Madinah. Beberapa tokoh
senior Madinah menemui khalifah untuk mengucapkan
selamat. Namun mereka mendapatkan Umar tengah menangisi
harta rampasan Jalula yang menumpuk di depannya.
Para tokoh senior itu heran melihat kesedihan Umar
pada hari kemenangan itu dan mereka menanyakan
penyebab tangisnya. Umar mendongakkan kepala, kedua
matanya masih sembab, dan dengan suara parau ia berkata,
"Dalam harta rampasan ini aku melihat bibit-bibit
kehancuran umatku di masa yang akan datang."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar